Di Indonesia saat ini menganut dual banking. Kita mengenal dua jenis pilihan bank yang tersedia. Kedua jenis tersebut yakni bank syariah dan juga konvensional. Kita disuguhkan oleh dua pilihan produk tersebut. Tapi sebelum kemudian kita mau memilih salah satunya, coba untuk mengetahui dan mengenali perbedaan bank syariah dan konvensional. Dengan begitu setidaknya kita bisa mengetahui perbedaan antara keduanya.

Bank syariah sendiri sebetulnya muncul sebagai salah satu upaya untuk menetralisir sekaligus juga menyesuaikan sistem perbankan yang ada. Sistem perbankan yang ada pada konvensional kemudian di Islamisasi. Artinya disesuaikan dengan prinsip yang ada di dalam hukum Islam. Beberapa hal yang bagus dan sesuai dengan syariat Islam tetap ada di bank syariah seperti bank bsi. Sementara yang tidak sesuai, itu dihilangkan dan diganti konsep dan prinsipnya.
Beberapa Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Ada beberapa perbedaan sebetulnya antara kedua pilihan bank tersebut. Maka dari itu kita akan coba ulas dalam beberapa poin yang akan dijelaskan lebih rinci dan detail di bawah ini. Berikut adalah beberapa perbedaan bank syariah dan konvensional yang dimaksud:
1. Prinsip dasar
Perbedaan pertama ada pada prinsip dasar pastinya. Berdasarkan prinsip nilai, bank syariah berfokus hanya pada jenis usaha yang sesuai menurut ajaran Islam. Kemudian prinsip selanjutnya adalah bank syariah hanya menganggap uang sebagai alat tukar tidak untuk diperdagangkan, hal ini beda dengan bank konvensional pastinya.
Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa bank konvensional hanya berasaskan demokrasi ekonomi sedangkan bank syariah itu harus menyesuaikan dengan prinsip dan sistem syariah yang ada.
2. Fungsi
Bank syariah memiliki fungsi menghimpun dan menyalurkan dana sekaligus juga punya fungsi sosial sebagai lembaga Baitul Mal yang menerima dana dari sedekah, zakat dan lainnya. Sementara bank konvensional hanya melakukan kegiatan usaha sebagai penyedia keuangan antara penabung dan peminjam baik perorangan ataupun juga lembaga status sosial atau pemerintah.
3. Regulasi
Selanjutnya untuk regulasi bank konvensional dan juga Syariah memang sama-sama bawah naungan badan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Sementara untuk bank syariah ada satu tambahan lagi yakni adanya dewan pengawas Syariah (DSN). Dewan pengawas ini berfungsi untuk mengawasi kinerja perbankan untuk memastikan bekerja sesuai jalur dan sistem yang sesuai dengan syariah.
4. Sumber pendapatan
Sumber pendapatan bank konvensional didapatkan berdasarkan bunga yang ditetapkan. Artinya memang ada istilah bunga yang ada di dalam bank konvensional tersebut. Sementara dalam bank syariah, sumber pendapatan didapatkan dari bagi hasil. Dalam hal ini perbankan syariah hanya berperan sebagai penghubung antara penjual dan pembeli lalu kemudian mendapatkan margin bagi hasil.
5. Bunga dan bagi hasil
Perbedaan selanjutnya adalah bahwa di dalam bank konvensional masih dikenal dengan istilah bunga atau interest. Sementara di dalam perbankan syariah istilahnya adalah bagi hasil. Setiap transaksi yang ada biasanya memang dibuatkan sebuah akad dimana dalam akad tersebut dijelaskan secara detail mengenai Margin yang di dapatkan ataupun juga ditentukan.
6. Resiko
Perbedaan selanjutnya juga sebetulnya ada pada resiko antara kedua pilihan bank tersebut terutama dari sisi usaha. Dalam bank syariah risiko ditanggung oleh kedua belah pihak yakni nasabah ataupun juga pihak bank. Sementara di dalam perbankan konvensional, yang menanggung resiko hanyalah pada nasabahnya saja sehingga perbankan tidak perlu mengurusi resiko para nasabah.
Jadi sekian beberapa informasi mengenai perbedaan bank syariah dan konvensional. Selain itu juga masih ada banyak perbedaan lainnya termasuk produk pembiayaan yang ditawarkan.